Mungkin dalam tulisan kali ini akan kami awali dengan sebuah analogi yang mungkin entah berkorelasi atau tidak. Layaknya seperti tokoh Naruto dan Sasuke dalam serial anime Naruto yang mana mereka saling bersaing namun saling terhubung, begitulah analogi kami untuk menggambarkan hubungan produsen furniture yang berbasis di Bali dengan di Jepara.
Sudah menjadi hal yang pasti jika suatu produk, barang atau jasa memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sama halnya dengan topik yang akan kita bahas kali ini. Dengan tanpa mencoba merendahkan atau menjelekkan entah itu produsen furniture di Bali maupun di Jepara. Dan tentu kami akan mencoba membuat perbandingan dengan fair.
1. Ragam Material yang Digunakan
Produsen furniture di Bali selain menggunakan bahan baku utamanya berupa kayu dalam pembuatan produknya, mereka juga sering kali memanfaatkan unsur-unsur alam lain seperti batuan baik berukuran besar maupun kecil atau pun unsur-unsur buatan seperti pemanfaatan beton untuk kombinasi dengan produk furniture kayu.
Sedangkan produsen furniture di Jepara umumnya sangat berfokus pada kualitas kayu yang digunakan ketimbang pemanfaatan unsur lain. Dan juga karena merupakan sentra furniture membuat produsen furniture di Jepara tidak pernah mengalami kesulitan dalam mencari bahan baku kayu apapun baik Jati, Mahoni, Trembesi, Akasia, Nangka, kayu lama dan lain-lain.
Maka dari itu untuk mmemilih produsen furniture mana yang ingin diajak kerjasama mungki bisa mempertimbangkan dulu bahan material dari desain furniture yang akan dibuat. Apakah furniture tersebut merupakan produk kombinasi dari berbagai material atau merupakan furniture yang menonjolkan kayu dengan kualitas terbaik.

2. Desain dan Gaya
Dari segi desain dan style produsen furniture Bali dan Jepara cenderung memiliki dasar atau idiologi yang sama pada bidang ini. Pada dasarnya baik di Bali dan Jepara dulunya adalah basis kerajaan Hindu, sehingga ditemukan banyak bekas-bekas seni dan arsitektur hindu yang mana desain dan gaya ukirannya terbawa hingga saat ini.
Namun dengan berkembangnya teknologi dan lainnya yang membuat persebaran informasi menyebar dengan cepat dan luas. Baik di Bali dan Jepara sekarang sudah mulai menyesuaikan desain yang mereka usung, dengan kata lain membuat produk berdasarkan pesanan pembeli.
3. Kualitas
Produsen-produsen furniture dari Bali cenderung menitik beratkan kualitas pada aspek seni dan artistiknya. Jadi untuk segi tampilan dan nilai seni furniture dari Bali sangat tinggi. Maka dari itu untuk beberapa produk furniture yang dinilai memiliki nilai kualitas seni tinggi cenderung memiliki harga yang lumayan kurang terjangkau.
Sedangkan untuk produsen dari Jepara karena kebanyakan mereka sangat percaya diri pada kemampuan pertukangan kayunya sehingga kualitas yang diunggulkan dari produsen-produsen Jepara adalah bagaimana furniture dibuat dengan konstruksi yang amat sangat kuat sehingga furniture Jepara terkenal kuat selama bertahun-tahun.

4. Harga
Dari 10-20 tahun yang lalu furniture Jepara terkenal karena kualitas dan daya tahannya maka dari itu harga furniture dari Jepara terbilang mahal. Namun dengan seiring berjalannya waktu munculnya pesaing-pesaing lain membuat persaingan dari segi harga menjadi lebih berfariasi. Furniture Jepara tidak lagi semahal itu atau mungkin bisa dibilang sama saja dengan furniture dari daerah lain seperti Bali. Yang menentukan furniture tersebut mahal atau tidaknya adalah kualitas bahan baku yang nanti tercermin pada daya tahannya yang awet berpuluh tahun.
5. Tingkat Keprecayaan
Baik produsen yang berada di Bali maupun di Jepara tentunya memiliki teknik dan cara memasarkan produknya masing-masing. Tentu tidak menutup fakta bahwa tidak semua penjual furniture itu jujur, tidak sedikit mereka yang nakal dengan memanfaatkan teknologi untuk membodohi orang-orang.
Setidaknya sedikit tips dari kami untuk berbelanja furniture secara online. Pertama pastikan penjual memiliki portofolio yang dapat dipertanggung jawabkan, pastikan produsen memiliki showroom dan workshop sendiri dan jika memungkinkan lakukan video call dengan penjual untuk memastikan profil penjual. Dan yang utama adalah jangan sungkan-sungkan untuk bertanya, karena penjual yang profesional tentu tahu bagaimana menjawab dan menghadapi konsumen.